Dirancang Tangguh 5 Potensi Bencana Alam Termasuk Tsunami
Yogyakarta – PT Angkasa Pura Indonesia (API) memastikan bahwa Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA), yang terletak di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah dibangun dengan mempertimbangkan berbagai risiko bencana alam. Tidak tanggung-tanggung, pihak pengelola menyatakan bahwa bandara ini dirancang untuk tahan terhadap lima jenis bencana sekaligus, termasuk tsunami.
Dirancang Tangguh 5 Potensi Bencana Alam Termasuk Tsunami
Langkah antisipatif ini merupakan bagian dari upaya API dalam menjamin keselamatan serta kenyamanan para pengguna jasa transportasi udara yang setiap hari keluar masuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Antisipasi Risiko Bencana Sejak Awal Perencanaan
Dalam proses perencanaan dan pembangunan Bandara YIA, API menggandeng berbagai pakar kebencanaan, geologi, dan teknik sipil guna memastikan struktur bangunan mampu menahan potensi ancaman alam. Kelima jenis bencana yang dimaksud meliputi gempa bumi, tsunami, likuefaksi, erupsi gunung berapi, serta banjir.
Menurut juru bicara API, sejak awal pembangunan YIA telah ditujukan untuk menggantikan Bandara Adisutjipto yang memiliki keterbatasan dalam aspek daya dukung lahan dan potensi pengembangan. Maka dari itu, faktor mitigasi risiko bencana menjadi hal yang sangat diperhatikan.
“Kami tidak hanya membangun bandara yang modern, tetapi juga yang aman dari risiko alam. Dengan mempertimbangkan kajian kebencanaan, kami ingin memastikan YIA menjadi salah satu bandara paling tangguh di Indonesia,” ungkap perwakilan Angkasa Pura Indonesia.
Ketahanan Terhadap Tsunami dan Gempa Bumi
Bandara YIA berada di kawasan pesisir selatan yang dikenal rawan gempa bumi dan tsunami. Maka dari itu, desain struktur bangunan dan sistem peringatan dini telah disesuaikan agar dapat meminimalisasi dampak jika bencana terjadi. Terminal bandara dibangun dengan ketinggian yang cukup dari permukaan laut, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses.
Selain itu, struktur bangunan dirancang dengan teknologi tahan gempa, menggunakan material dan konstruksi yang mampu menyerap guncangan dan menjaga kestabilan bangunan saat terjadi pergeseran lempeng bumi.
Penanganan Risiko Likuefaksi dan Banjir
Likuefaksi atau peristiwa mencairnya tanah akibat guncangan gempa juga menjadi perhatian serius dalam pembangunan bandara ini. Untuk itu, pihak pengembang telah melakukan stabilisasi tanah dan penggunaan pondasi dalam guna mencegah pergerakan tanah yang berbahaya.
Sementara itu, untuk mengatasi potensi banjir akibat curah hujan tinggi maupun air pasang, sistem drainase di kawasan bandara dirancang sangat canggih. Selokan dan saluran air dibangun dengan kapasitas besar serta dilengkapi dengan sistem pompa otomatis guna mempercepat pembuangan air saat intensitas hujan tinggi.
Potensi Erupsi Gunung Api
Yogyakarta tidak hanya dikelilingi laut, tetapi juga berdekatan dengan Gunung Merapi yang aktif. Untuk mengantisipasi potensi erupsi gunung api, pihak pengelola telah menyiapkan prosedur operasional darurat, termasuk sistem pemantauan abu vulkanik yang dapat memengaruhi aktivitas penerbangan.
Pihak bandara juga rutin bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta PVMBG untuk mendapatkan informasi terkini mengenai aktivitas vulkanik dan perubahan cuaca ekstrem.
Komitmen terhadap Keamanan Jangka Panjang
Bandara YIA tidak hanya ditujukan sebagai infrastruktur transportasi modern, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan menghadapi tantangan alam. API berharap dengan penerapan standar tinggi dalam mitigasi bencana, masyarakat dan wisatawan merasa aman dan nyaman saat menggunakan fasilitas ini.
Upaya tersebut juga merupakan bagian dari peran API dalam mendukung pengembangan pariwisata DIY yang terus berkembang. Keamanan menjadi salah satu faktor utama dalam menarik wisatawan domestik maupun internasional.
Penutup
Dengan perencanaan matang dan desain yang mengedepankan aspek keselamatan, Bandara YIA Yogyakarta telah menjadi contoh pembangunan infrastruktur publik yang adaptif terhadap potensi bencana. Dari ancaman tsunami hingga erupsi gunung api, semua telah diperhitungkan secara serius. Hal ini menjadi bukti bahwa keselamatan penumpang dan operasional bandara menjadi prioritas utama Angkasa Pura Indonesia.